Ikan terbang ialah cara mengolah ikan terbang dengan cara diasap untuk mempermudah mengupas sisiknya yang keras, membuatnya lebih infinit dikala disimpan lama, dan untuk mengeluarkan anyir yang khas dari ikan.
Daerah Majene menyajikan sajian ikan yang berbeda dari tempat lain pada umumnya. Yaitu ikan terbang yang diolah dengan cara pengasapan. Rasanya yang gurih menimbulkan ikan terbang mempunyai rasa yang unik. Tetapi ikan terbang ini dilindungi statusnya alasannya ialah semakin sedikit populasinya. Ikan terbang menjadi ikon wisata kuliner di provinsi Sulawesi Barat.
Ikan terbang diolah dengan cara yang khas, yaitu melalui pengasapan, bukan digoreng maupun dibakar. Ikan terbang akan matang jawaban panas yang timbul dari proses pengasapan tersebut. Cara mengasapannyapun mudah.
Sebelum diletakkan di atas rak pengasapan yang terbuat dari bambu, ikan terbang terlebih dahulu direndam di air garam. Setelah itu diletakkan di atas rak pengasapan sampai ikan berwarna kecoklatan.
Ikan asap yang sudah matang ini dapat eksklusif dimakan, atau disimpan sambil menunggu pembeli. Jika sudah tiba pembeli, ikan cukup dihangatkan di atas asap sebentar saja, dan ikan siap untuk dihidangkan. Kayu yang dipakai untuk mengasapi ikan tuing-tuing ini biasanya ialah kayu bakau atau kayu mangrove. Dan ikan tuing-tuing ini memang tidak lezat bila digoreng maupun dibakar, mengingat sisiknya yang tebal. Jika melalui proses pengasapan, pada dikala memakannya, sisiknya gampang dibuka dan daging yang tercium menjadi lebih harum.
Sumber: http://www.kompasiana.com/bugisumirat/ikan-terbang-asap-menu-khas-sulawesi-barat_552fd4ca6ea834b64b8b4576
Komentar
Posting Komentar